Jangan Khawatir

8 Jun

Belakangan ini, melalui healing journey transformation, saya belajar banyak hal. Pagi ini, ketika pikiran saya sedang ke mana-mana, saya napak tilas ke jalan-jalan dan gang-gang kehidupan yang saya lewati sebelumnya, hingga bagaimana saya bisa sampai ke sini: saat ini dan di sini.

Ada begitu banyak hal dalam hidup yang sebenarnya terjadi secara begitu alamiah. Saat kita mau mendengarkan kata hati kita dengan tuntunan-Nya, rasanya hidup kita akan selalu bahagia dengan sendirinya, tanpa terlalu bersusah payah.

Contohnya saja, secara logika, bagaimana bisa saya bekerja sebagai penulis seperti sekarang, sedangkan saat SMA saya kuat di bidang matematika dan science, lalu memutuskan kuliah di akuntansi, selagi hobi traveling. Tapi bila melihat apa yang saya kerjakan sekarang, yaitu menjadi penulis lepas, travel blogger, dan mengelola (finance) perusahaan kongsian dengan teman, rasanya semua itu menjadi masuk akal. Semua yang saya lakukan itu memang adalah yang saya pilih, yang saya suka, yang saya bisa.

Saat memasukkan anak saya ke sekolah, saya berharap sekolah dan kami bisa sama-sama membimbing anak saya untuk menemukan apa yang mereka sukai, menekuninya, hingga akhirnya dapat memberikan mereka kehidupan yang mereka cintai untuk dijalankan.

Tapi rasanya saya mengkhawatirkan hal yang berlebihan. Saya yakin, sejauh mereka selalu dekat dengan Tuhan dan mendengarkan kata hati mereka sendiri (inner self), mereka dapat menemukan hidup yang bahagia dengan sendirinya — tanpa perlu dibimbing siapapun, karena sebenarnya, siapapun dapat datang dan pergi dalam hidup kita, kecuali Tuhan dan diri di dalam kita sendiri.

Terima kasih untuk pelajaran hari ini, Semesta. 🙂

Leave a comment